JAKARTA – Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan, permintaan dunia untuk sejumlah mineral penting atau kritis melonjak tinggi didorong oleh industri energi yang terus berkembang. Besaran pasar mineral penting untuk transisi energi mencapai USD320 miliar (sekitar Rp4.800 triliun, kurs Rp15.000 per USD) pada tahun 2022, naik dua kali lipat selama lima tahun terakhir. Berdasarkan “Tinjauan Pasar Mineral Kritis” periode 2017 dan 2022, permintaan keseluruhan untuk lithium naik tiga kali lipat, permintaan kobalt melonjak 70%, dan permintaan nikel meningkat 40%.

Laporan tersebut menyatakan, sejumlah mineral penting mengalami kenaikan harga secara luas pada tahun 2021 dan awal 2022, disertai dengan volatilitas yang kuat, terutama untuk lithium dan nikel. Sebagian besar harga mulai turun pada paruh kedua tahun 2022 dan memasuki tahun 2023, tetapi tetap jauh di atas rata-rata historis…Read More

Share