Pada laporan keuangan Tesla kuartal I/2022 disebutkan bahwa hampir setengah kendaraan listrik (EV) produksi Tesla menggunakan baterai berbasis besi atau lithium ferro phosphate (LFP). Unik dan mengejutkan, karena sebelumnya Tesla selalu menggunakan baterai berbasis nikel (NCA/NMC). Baterai LFP sama sekali tidak menggunakan nikel. Dalam laporan itu, Tesla mengklaim bahwa EV tipe standar yang menggunakan baterai LFP bisa menempuh jarak jelajah 267 mil (430 km) sekali cas. Sebelumnya, pada Januari 2022, Mujeeb Ijaz, pendiri dan CEO Our Next Energy Inc. (ONE), melakukan uji coba langsung pada model EV Tesla. Mujeeb dan timnya mengganti baterai NCA pada Tesla Model S Long Range Plus dengan baterai LFP. Kapasitas energinya pun ditingkatkan dari semula 103,9 kWh menjadi 203,7 kWh. Hasilnya sangat mengejutkan dunia EV. Jarak yang bisa ditempuh dalam sekali cas (80 persen penuh) mencapai 752 mil (1.210 km). Ini adalah jarak terpanjang yang bisa ditempuh sebuah EV sedan untuk sekali cas sejauh ini.

Beralihnya sebagian EV produksi Tesla ke LFP disusul oleh Volkswagen dan data empiris dari Mujeeb perlu diwaspadai para pemain nikel, baterai ion litium (LiB) dan EV. Pemerintah Indonesia pun perlu mewaspadai kondisi ini. Baterai LFP yang sama sekali tidak mengandung nikel tampaknya akan menjadi kompetitor bahkan ancaman bagi baterai berbasis nikel. Benarkah seperti itu?…Read More

Share