Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan belum ada kenaikan investasi yang signifikan pada kegiatan eksplorasi blok minyak dan gas (Migas) baru di dalam negeri seiring dengan reli kenaikan harga minyak mentah pada tahun ini. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) disebutkan masih menghitung ulang rencana investasi pada kegiatan eksplorasi blok Migas baru itu lantaran ongkos operasi yang relatif mahal jika dibandingkan dengan negara lain. Alasannya, sebagian besar wilayah kerja (WK) Migas sudah berusia lebih dari 25 hingga 50 tahun. Dengan demikian, biaya produksi dan pemeliharaan lapangan itu terus meningkatkan sementara kapasitas produksi terus melorot. Di sisi lain, potensi cadangan Migas dalam negeri telah beralih ke wilayah timur dan laut lepas. Artinya, ongkos operasi bakal lebih mahal untuk membiayai infrastruktur yang relatif belum ajeg di kawasan itu.

“Kami dari operasional belum ada kenaikan [investasi pada kegiatan eksplorasi] yang signifikan,” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno melalui pesan singkat, Selasa (7/6/2022)….Read More

Share