SKK Migas melaporkan adanya gangguan produksi serempak di produsen migas “raksasa”. Bahkan, sejumlah lapangan migas yang dikelola sejumlah “raksasa” migas RI ini harus menghentikan produksi. Akibatnya, realisasi produksi siap jual atau lifting migas RI selama kuartal I 2022 ini tak mencapai target. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengakui bahwa gangguan produksi yang terjadi pada kontraktor migas jumbo seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ), dan BP Indonesia telah berdampak pada capaian lifting nasional kuartal I.
“Banyak sekali gangguan operasional di Q1 2022 kemarin dan juga masih sampai hari ini. Dan lebih-lebih terjadi pada KKKS yang produksinya besar-besar seperti PHR, EMCL, ONWJ dan BP yang notabene sudah mempunyai CMMS yang sudah sangat bagus,” ungkap Julius kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/4/2022). Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak pada kuartal I 2022 baru mencapai 611,7 ribu barel per hari (bph) atau…Read More