Sebanyak 14 lembaga menjadi mitra PT Lawu Agung Mining dalam aktivitas penambangan di kawasan milik PT Antam nyatakan tarik diri. Keputusan tersebut dipicu dari kebijakan terkait harga ore nikel yang dibandrol hanya 10 dollar /metric ton. Tak hanya itu, isu pemberdayaan masyarakat dan pengusaha lokal Konut oleh PT Antam melalui Kerja Sama Operasional Mandiodo, Tapuemea, Tapunggaeya(KSO MTT). Dinilai sebagai kedok perusahaan plat merah itu untuk mengamankan diri dari sorotan publik.
Ketua Lembaga Investigasi dan Gradasi Lingkungan (Lindung) Sultra, Muh Almahendra J selaku salah satu mantan mitra PT LAM membenarkan konsep kerja sama yang dibangun dengan membandrol harga ore nikel senilai 10 dollar per metric ton. “Kami ini putra daerah asli Konut, saat kami diajak untuk bermitra jujur kami bersyukur. Akan tetapi setelah mendengar bentuk kerjasama…Read More
