Bertubi-tubinya sanksi sejumlah negara Barat kepada Rusia turut berimbas pada kekhawatiran bakal terganjalnya pasokan nikel dari Rusia. Kondisi ini memicu investor dan industri yang telah menjual logam tersebut untuk membeli kembali kontraknya. Akibatnya, harga nikel pun melonjak “gila-gilaan”. Harga nikel pada perdagangan Selasa (08/03/2022) siang hari melonjak 250% dalam dua hari berturut-turut mencapai US$ 101.350/ton. Lonjakan tidak normal ini membuat akhirnya LME, bursa komoditas logam di London, Inggris, menangguhkan perdagangan nikel sejak Selasa (08/03/2022).

LME pun memperkirakan tidak akan melanjutkan perdagangan nikel sebelum 11 Maret 2022. LME mengatakan dalam pemberitahuan terbarunya bahwa mereka perlu menetapkan “prosedur operasional untuk melakukan pembukaan kembali yang aman” dan menjajaki kemungkinan posisi beli dan jual “netting-off” sebelum pembukaan kembali perdagangan nikel. Proses ini diperkirakan tidak akan selesai sebelum 11 Maret. Sebagai informasi, Rusia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan proyeksi produksi 250.000 ton pada 2021, mengacu data US Geological Survey (USGS)…..Read More

Share